Pembukaan Kitab Sirah Nabi, Selasa,
6 Desember 2016, 7 Robiul Awal 1438 H
Kitab Tarekh Al Hawadits,
karangan Habib Alwi Al Maliki
Khodimul Majelis : HABIB SYUKRI
BIN ALI SYAHAB
Mushola Al Ikhlas, Kuto
Ba’da Isya
Pada pembukaan kitab ini,
dibacakan kisah pengarang Kitab Tarekh Al Hawadits, yaitu Habib Alwi Al Maliki
dan pengarang Kitab Dalail Khoirot (kumpulan sholawat) yaitu Abu Abdillah bin
Muhammad bin Sulaiman Al Jazuli (Imam Jazuli).
Kitab Dalail Khoirot adalah kitab
yang berisi kumpulan sholawat dan dibaca ulama-ulama besar dan menjadi rujukan
di pondok pesantren. Kitab Dalail Khoirot dikarang karena sebuah kejadian yang
luar biasa yang dialami Imam Jazuli.
Kitab Dalail Khoirot berisi Asma
Nabi (nama-nama yang baik/gelar bagi Nabi Muhammad). Asma’ Nabi dibaca setiap
majelis ini dimulai, sebelum membahas kitab Tarekh Al Hawadits. Oleh karena itu
dikisahkan juga pengarangnya.
Habib Syukri mengisahkan tentang Imam
Jazuli dan keutamaan sholawat :
Imam Jazuli (pengarang Dalail
Khoirot) adalah seorang soleh, dia orang yg luar biasa dan memiliki keutamaan2.
Pada suatu hari ia pergi, ke luar dari negerinya. Dalam perjalanannya, ketika
hendak sholat maka mampirlah ia ke sebuah masjid dan mencari tempat untuk berwudlu.
Setelah berkeliling ia tidak mendapati tempat khusus untuk berwudlu di masjid
tersebut. Ia pun mencari ke tempat lain dan akhirnya ia menemukan sebuah sumur
maka senanglah hatinya dan didekatinya sumur tersebut. Namun setelah ia sampai
di sumur itu Imam Jazuli sangat kecewa karena ia mendapati air sumur itu
terlalu dalam dan tidak bisa diraih untuk berwudlu. Dengan kebingungan dan
harapan kiranya ada seseorang yang mau membantunya, ia kembali mendekat ke
masjid tersebut dan duduk. Setelah beberapa saat, alangkah senangnya hati imam
Jazuli karena ada seorang tua yang datang ke masjid untuk sholat dan orang
tersebut langsung menghampiri sumur yang dihampiri imam Jazuli untuk berwudlu
tadi. Lalu imam Jazzuli memperhatikan orang tersebut dan ia melihat keadaan
mulut orang tua tadi berkomat kamit membaca sesuatu lalu berwudlu di sumur tadi
tanpa suatu alat pun ia berwudlu meraih air di sumur dengan mudahnya. Imam jazuli
bingung dan bertanya, bagaimana ia berwudlu, sedangkan air di sumur tersebut sangat
dalam. Setelah orang tua tersebut selesai berwudlu, orang tersebut masuk ke
masjid dan sholat. Dengan penasaran imam jazuli mendekati sumur tersebut untuk
berwudlu sebagaimana mudahnya orang tua tadi berwudlu. Namun setelah di bibir
sumur, imam Jazuli kembali mendapati air sumur yang dalam. Dan ia kembali bingung
bagaimana orang tua itu berwudlu dengan mudahnya. Lalu imam Jazuli kembali
menjauhi sumur. Selang beberapa waktu, datanglah seorang anak kecil yang
mendatangi sumur tadi untuk berwudlu. Lalu imam jazuli mendapati keanehan lagi.
Ia mendapati anak tersebut berkomat kamit membaca sesuatu dan berwudlu dengan
mudahnya sebagaimana orang tua tadi. Dengan mudahnya ia meraih air di sumur itu
lalu membasuh anggota wudlunya. Setelah anak tersebut selesai berwudlu,maka
turun lah permukaan air di sumur itu. Lalu dengan sigapnya Imam Jazuli memegang
tangan anak tersebut lalu berkata
“Demi Allah, bacaan apa yang kau
amalkan sehingga engkau dapat berwudlu dengan mudahnya di sumur ini”
lalu anak tersebut menjawab
“Begitulah cara kami disini. Tidak
ada suatu amalan yang aneh yang kami lakukan. Itu amalan biasa. Kami ketika
hendak berwudlu, kami hanya membaca sholawat untuk baginda Nabi. Sehingga permukaan
air sumur itu naik dan memudahkan kami berwudlu. Itulah amalan kami. Itulah
yang kami lakukan disini.”
Sontak terdiam dan tertegunlah
Imam Jazuli mendengar jawawaban anak itu. Lalu Imam Jazuli berkata, “Kalau
begitu coba engkau lafadzkan sholawatmu, aku hendak berwudlu di sumur ini”.
Lalu anak kecil tadi berkomat-kamit membaca
sholawat, maka naiklah permukaan air tadi dan berwudlu lah Imam Jazuli.
Sejak kejadian yang luar biasa
inilah Imam Jazuli memahami keutamaan sholawat, begitu utamanya sholawat.
Karena itu pula ia kemudian mengarang kitab Dalail Khoirot yang berisi kumpulan
sholawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang dipakai hingga saat ini. Dan di
majelis Habib Syukri ini, pada setiap membuka majelis, akan dibacakan Asma Nabi,
nama nama yang baik bagi Nabi Muhammad (menukil dari kitab Dalail Khoirot).
Kisah Kedua yang disampaikan
Habib Syukri bin Syahab, kisah Habib Alwi Al Maliki.
Kisah kedua ini merupakan kisah
yang ada di zaman kita sekarang, bukan dongeng, bukan mitos, kisah yang terjadi
di masa kehidupan kita, cerita yang belum lama kejadiannya
Habib Alwi Al Maliki wafat pada
tahun 2004 (12 tahun yang lalu).
Habib Muhammad bin Abdullah Al
Hadarr wafat pada tahun 1997 (19 tahun yang lalu), beliau adalah Guru dan
Mertua dari Habib Umar bin Hafidz.
Habib Alwi Almaliki adalah
seorang yang luar biasa karomah nya, ia adalah seorang Waliullah dan beliau
hidup di zaman kita, seseorang yang dekat dengan Allah, seseorang yang dekat
dengan Rosulullah. Pada usia belasan tahun ia sudah hafal alquran dan hafal
ribuan hadis lengkap dengan sanadnya hingga ke Rosulullah. Ia juga mengarang
banyak kitab. (untuk mengetahui profil beliau, silakan cari di google).
Habib Syukri mengisahkan,
Pada suatu waktu habib Alwi al Maliki
sedang mengarang sebuah kitab (kalau tidak salah tangkap, umurnya masih belasan
pada saat itu. Namun sudah nampak ketinggian derajatnya). Ia mengarang sebuah
kitab dengan hanya menukil dari beberapa kitab, bukan berdasarkan pemikiran
beliau. Ia mengambil dari banyak kitab, lalu dituangkannya ke dalam kitab yang
disusunnya (ane dak nangkep nama kitabnya). Setelah banyak ia menukil dari
kitab-kitab lain, ia menyelesaikan kitabnya. Namun dengan kerendahan hati dan
untuk menjaga kebenaran tulisan beliau, ia meminta koreksi kitab yang ia susun
ke beberapa ulama besar. Salah satunya ia minta kitab yang disusunnya untuk
dikoreksi oleh Habib Muhammad bin Abdullah Al Hadarr. Singkat cerita dikoreksilah
kitab itu oleh Habib abdullah Al Hadarr namun ia mendapati banyak kesalahan
disana-sini di kitab tersebut. Maka dikembalikanlah kitab tersebut kepada Habib
Alwi Al Maliki yang masih belia saat itu, untuk diperbaiki. Dengan melihat
banyaknya kesalahan di dalam kitab yang disusunnya, maka Habib Alwi Al Maliki
mengurungkan niatnya untuk membuat kitab itu. Disimpanlah kitab itu dan tidak
akan dipublikasikan. Ia berpikir kitab ini isinya hanya menukil dari kitab2 ulama
besar sebelumnya dan aku sangat berhati-hati dalam menuliskannya, namum mengapa
banyak kesalahan yang kutulis, mungkin mereka tida ridho atas apa yang telah
diambil dari kitab2 mereka. Sehingga aku salah menuliskannya kembali.
Singkat cerita, pada suatu malam
Habib Muhammad bin Abdullah Al Hadarr bermimpi bertemu rosulullah. Dalam mimpinya
rosulullah berkata kepadanya, temuilah Alwi Al Maliki sampaikanlah kepadanya
bahwa semua kesalahan-kesalahan pada kitab yang ditulisnya telah diperbaiki.
Maka datanglah Habib Abdullah Al Hadarr menemui Habib Alwi Al Maliki. Ia menyampaikan
perihal mimpinya. Maka terkejutlah Habib Alwi Al Maliki mendengar mimpi
tersebut. Maka dibukalah kitab itu, dan benar, semua kesalahan yang ada pada
kitab yang sedang disusunya itu sudah diperbaiki.
Kisah lainnya tentang Habib Alwi
Al Maliki.
Karena ketinggian derajatnya, Habib
Alwi Al Maliki adalah seseorang sering bertemu rosulullah, bukan hanya dalam
mimpi, ia sering bertemu rosulullah secara langsung, bukan dalam mimpi. Dan ia
juga mempunyai seorang murid yang bersih hati dan mulia akhlaknya. Karena
kebersihan hati dan kemuliaan akhlaknya, muridnya ini pun seringkali bermimpi
bertemu rosulullah. Apa yang dimimpikannya pasti ia sampaikan kepada gurunya,
Habib Alwi Al Maliki. Suatu saat habib alwi Al Maliki berpesan kepadanya, jika
malam ini kau bermimpi bertemu rosulullah, maka tolong sampaikan salamku untuk
nya. Maka pada malam harinya murid habib Alwi Al Maliki ini pun bermimpi
bertemu rosulullah. Namun apa yang ia dapati. Ia mendapati dalam mimpinya
tersebut, rosulullah sedang duduk bersama gurunya, Habib Alwi Al Maliki. Maka
keesokan harinya, ditanyalah murid tersebut oleh Habib Alwi Al Maliki, “Apakah
sudah kau sampaikan salamku untuk rosulullah?” murid nya menjawab, “bagaimana
aku menyampaikan salam dari mu wahai Guru, sedangkan aku mendapati engkau
sedang duduk bersama rosulullah”.
Shollu ‘Alannabi..
Spesial bulan Maulid ini, mari perbanyak sholawat kepada Rosulullah.
Spesial bulan Maulid ini, mari perbanyak sholawat kepada Rosulullah.
Semoga apa yang ditulis ini
bermanfaat bagi kita semua.
Boleh dishare sebagai bentuk kecintaan kita kepada Rosulullah dan kecintaan kita kepada orang-orang soleh..yang memiliki derajat yang tinggi.. yang selalu bersama rosulullah.
(Jika ada kesalahan dalam tulisan ini, itu semua adalah khilaf dari penulis, bukan kesalahan guru-guru kita). Wallahu a’lam.
Boleh dishare sebagai bentuk kecintaan kita kepada Rosulullah dan kecintaan kita kepada orang-orang soleh..yang memiliki derajat yang tinggi.. yang selalu bersama rosulullah.
(Jika ada kesalahan dalam tulisan ini, itu semua adalah khilaf dari penulis, bukan kesalahan guru-guru kita). Wallahu a’lam.
Habib Syukri bin Ali Syahab