Rabu, 07 Desember 2016

Kisah Habib Alwi Al Maliki dan Imam Al Jazuli serta Keutamaan Sholawat

Pembukaan Kitab Sirah Nabi, Selasa, 6 Desember 2016, 7 Robiul Awal 1438 H
Kitab Tarekh Al Hawadits, karangan Habib Alwi Al Maliki
Khodimul Majelis : HABIB SYUKRI BIN ALI SYAHAB
Mushola Al Ikhlas, Kuto
Ba’da Isya

Pada pembukaan kitab ini, dibacakan kisah pengarang Kitab Tarekh Al Hawadits, yaitu Habib Alwi Al Maliki dan pengarang Kitab Dalail Khoirot (kumpulan sholawat) yaitu Abu Abdillah bin Muhammad bin Sulaiman Al Jazuli (Imam Jazuli).
Kitab Dalail Khoirot adalah kitab yang berisi kumpulan sholawat dan dibaca ulama-ulama besar dan menjadi rujukan di pondok pesantren. Kitab Dalail Khoirot dikarang karena sebuah kejadian yang luar biasa yang dialami Imam Jazuli.
Kitab Dalail Khoirot berisi Asma Nabi (nama-nama yang baik/gelar bagi Nabi Muhammad). Asma’ Nabi dibaca setiap majelis ini dimulai, sebelum membahas kitab Tarekh Al Hawadits. Oleh karena itu dikisahkan juga pengarangnya.

Habib Syukri mengisahkan tentang Imam Jazuli dan keutamaan sholawat :
Imam Jazuli (pengarang Dalail Khoirot) adalah seorang soleh, dia orang yg luar biasa dan memiliki keutamaan2. Pada suatu hari ia pergi, ke luar dari negerinya. Dalam perjalanannya, ketika hendak sholat maka mampirlah ia ke sebuah masjid dan mencari tempat untuk berwudlu. Setelah berkeliling ia tidak mendapati tempat khusus untuk berwudlu di masjid tersebut. Ia pun mencari ke tempat lain dan akhirnya ia menemukan sebuah sumur maka senanglah hatinya dan didekatinya sumur tersebut. Namun setelah ia sampai di sumur itu Imam Jazuli sangat kecewa karena ia mendapati air sumur itu terlalu dalam dan tidak bisa diraih untuk berwudlu. Dengan kebingungan dan harapan kiranya ada seseorang yang mau membantunya, ia kembali mendekat ke masjid tersebut dan duduk. Setelah beberapa saat, alangkah senangnya hati imam Jazuli karena ada seorang tua yang datang ke masjid untuk sholat dan orang tersebut langsung menghampiri sumur yang dihampiri imam Jazuli untuk berwudlu tadi. Lalu imam Jazzuli memperhatikan orang tersebut dan ia melihat keadaan mulut orang tua tadi berkomat kamit membaca sesuatu lalu berwudlu di sumur tadi tanpa suatu alat pun ia berwudlu meraih air di sumur dengan mudahnya. Imam jazuli bingung dan bertanya, bagaimana ia berwudlu, sedangkan air di sumur tersebut sangat dalam. Setelah orang tua tersebut selesai berwudlu, orang tersebut masuk ke masjid dan sholat. Dengan penasaran imam jazuli mendekati sumur tersebut untuk berwudlu sebagaimana mudahnya orang tua tadi berwudlu. Namun setelah di bibir sumur, imam Jazuli kembali mendapati air sumur yang dalam. Dan ia kembali bingung bagaimana orang tua itu berwudlu dengan mudahnya. Lalu imam Jazuli kembali menjauhi sumur. Selang beberapa waktu, datanglah seorang anak kecil yang mendatangi sumur tadi untuk berwudlu. Lalu imam jazuli mendapati keanehan lagi. Ia mendapati anak tersebut berkomat kamit membaca sesuatu dan berwudlu dengan mudahnya sebagaimana orang tua tadi. Dengan mudahnya ia meraih air di sumur itu lalu membasuh anggota wudlunya. Setelah anak tersebut selesai berwudlu,maka turun lah permukaan air di sumur itu. Lalu dengan sigapnya Imam Jazuli memegang tangan anak tersebut lalu berkata
“Demi Allah, bacaan apa yang kau amalkan sehingga engkau dapat berwudlu dengan mudahnya di sumur ini”
lalu anak tersebut menjawab
“Begitulah cara kami disini. Tidak ada suatu amalan yang aneh yang kami lakukan. Itu amalan biasa. Kami ketika hendak berwudlu, kami hanya membaca sholawat untuk baginda Nabi. Sehingga permukaan air sumur itu naik dan memudahkan kami berwudlu. Itulah amalan kami. Itulah yang kami lakukan disini.”

Sontak terdiam dan tertegunlah Imam Jazuli mendengar jawawaban anak itu. Lalu Imam Jazuli berkata, “Kalau begitu coba engkau lafadzkan sholawatmu, aku hendak berwudlu di sumur ini”.
 Lalu anak kecil tadi berkomat-kamit membaca sholawat, maka naiklah permukaan air tadi dan berwudlu lah Imam Jazuli.

Sejak kejadian yang luar biasa inilah Imam Jazuli memahami keutamaan sholawat, begitu utamanya sholawat. Karena itu pula ia kemudian mengarang kitab Dalail Khoirot yang berisi kumpulan sholawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang dipakai hingga saat ini. Dan di majelis Habib Syukri ini, pada setiap membuka majelis, akan dibacakan Asma Nabi, nama nama yang baik bagi Nabi Muhammad (menukil dari kitab Dalail Khoirot).


Kisah Kedua yang disampaikan Habib Syukri bin Syahab, kisah Habib Alwi Al Maliki.

Kisah kedua ini merupakan kisah yang ada di zaman kita sekarang, bukan dongeng, bukan mitos, kisah yang terjadi di masa kehidupan kita, cerita yang belum lama kejadiannya
Habib Alwi Al Maliki wafat pada tahun 2004 (12 tahun yang lalu).
Habib Muhammad bin Abdullah Al Hadarr wafat pada tahun 1997 (19 tahun yang lalu), beliau adalah Guru dan Mertua dari Habib Umar bin Hafidz.

Habib Alwi Almaliki adalah seorang yang luar biasa karomah nya, ia adalah seorang Waliullah dan beliau hidup di zaman kita, seseorang yang dekat dengan Allah, seseorang yang dekat dengan Rosulullah. Pada usia belasan tahun ia sudah hafal alquran dan hafal ribuan hadis lengkap dengan sanadnya hingga ke Rosulullah. Ia juga mengarang banyak kitab. (untuk mengetahui profil beliau, silakan cari di google).

Habib Syukri mengisahkan,
Pada suatu waktu habib Alwi al Maliki sedang mengarang sebuah kitab (kalau tidak salah tangkap, umurnya masih belasan pada saat itu. Namun sudah nampak ketinggian derajatnya). Ia mengarang sebuah kitab dengan hanya menukil dari beberapa kitab, bukan berdasarkan pemikiran beliau. Ia mengambil dari banyak kitab, lalu dituangkannya ke dalam kitab yang disusunnya (ane dak nangkep nama kitabnya). Setelah banyak ia menukil dari kitab-kitab lain, ia menyelesaikan kitabnya. Namun dengan kerendahan hati dan untuk menjaga kebenaran tulisan beliau, ia meminta koreksi kitab yang ia susun ke beberapa ulama besar. Salah satunya ia minta kitab yang disusunnya untuk dikoreksi oleh Habib Muhammad bin Abdullah Al Hadarr. Singkat cerita dikoreksilah kitab itu oleh Habib abdullah Al Hadarr namun ia mendapati banyak kesalahan disana-sini di kitab tersebut. Maka dikembalikanlah kitab tersebut kepada Habib Alwi Al Maliki yang masih belia saat itu, untuk diperbaiki. Dengan melihat banyaknya kesalahan di dalam kitab yang disusunnya, maka Habib Alwi Al Maliki mengurungkan niatnya untuk membuat kitab itu. Disimpanlah kitab itu dan tidak akan dipublikasikan. Ia berpikir kitab ini isinya hanya menukil dari kitab2 ulama besar sebelumnya dan aku sangat berhati-hati dalam menuliskannya, namum mengapa banyak kesalahan yang kutulis, mungkin mereka tida ridho atas apa yang telah diambil dari kitab2 mereka. Sehingga aku salah menuliskannya kembali.

Singkat cerita, pada suatu malam Habib Muhammad bin Abdullah Al Hadarr bermimpi bertemu rosulullah. Dalam mimpinya rosulullah berkata kepadanya, temuilah Alwi Al Maliki sampaikanlah kepadanya bahwa semua kesalahan-kesalahan pada kitab yang ditulisnya telah diperbaiki. Maka datanglah Habib Abdullah Al Hadarr menemui Habib Alwi Al Maliki. Ia menyampaikan perihal mimpinya. Maka terkejutlah Habib Alwi Al Maliki mendengar mimpi tersebut. Maka dibukalah kitab itu, dan benar, semua kesalahan yang ada pada kitab yang sedang disusunya itu sudah diperbaiki.

Kisah lainnya tentang Habib Alwi Al Maliki.
Karena ketinggian derajatnya, Habib Alwi Al Maliki adalah seseorang sering bertemu rosulullah, bukan hanya dalam mimpi, ia sering bertemu rosulullah secara langsung, bukan dalam mimpi. Dan ia juga mempunyai seorang murid yang bersih hati dan mulia akhlaknya. Karena kebersihan hati dan kemuliaan akhlaknya, muridnya ini pun seringkali bermimpi bertemu rosulullah. Apa yang dimimpikannya pasti ia sampaikan kepada gurunya, Habib Alwi Al Maliki. Suatu saat habib alwi Al Maliki berpesan kepadanya, jika malam ini kau bermimpi bertemu rosulullah, maka tolong sampaikan salamku untuk nya. Maka pada malam harinya murid habib Alwi Al Maliki ini pun bermimpi bertemu rosulullah. Namun apa yang ia dapati. Ia mendapati dalam mimpinya tersebut, rosulullah sedang duduk bersama gurunya, Habib Alwi Al Maliki. Maka keesokan harinya, ditanyalah murid tersebut oleh Habib Alwi Al Maliki, “Apakah sudah kau sampaikan salamku untuk rosulullah?” murid nya menjawab, “bagaimana aku menyampaikan salam dari mu wahai Guru, sedangkan aku mendapati engkau sedang duduk bersama rosulullah”.


Shollu ‘Alannabi..
Spesial bulan Maulid ini, mari perbanyak sholawat kepada Rosulullah.
Semoga apa yang ditulis ini bermanfaat bagi kita semua.
Boleh dishare sebagai bentuk kecintaan kita kepada Rosulullah dan kecintaan kita kepada orang-orang soleh..yang memiliki derajat yang tinggi.. yang selalu bersama rosulullah.

(Jika ada kesalahan dalam tulisan ini, itu semua adalah khilaf dari penulis, bukan kesalahan guru-guru kita). Wallahu a’lam.




Habib Syukri bin Ali Syahab

Senin, 29 Agustus 2016

Keutamaan Bulan Zulhijah

Amalan di bulan Zulhijjah.
1-10 Zulhijjah hari mulia.

Riwayat Ibnu Abbas, Bukhari dan lainnya.
Rosulullah berkata : "Tidak ada hari2/amalan yg lebih dicintai Allah dari 10 hari pertama di bulan zulhijjah."
Seorang sahabat bertanya : " walau jihad fisabilillah? "
 jawab rosul : " Ya, kecuali seseoang yg keluar rumahnya berjihad dgn seluruh jiwanya, dgn seluruh hartanya dan dia tidak kembali (wafat di medan perang).

 Allah bersumpah di 10 hari pertama di bulan zulhijjah. (qs. Alfajr 1-2).

 Amalan yg dianjurkan : puasa 1-9 zulhijjah, bila tdk mampu paling tidak puasa pd tgl 8 dan 9. Perbanyak tasbih, tahmid, tahlil, takbir (bagiatussholihah). dan ibadah lainnya.

1 Zulhijjah jatuh pada hari Sabtu ini, 3 September 2016

Disampaikann habib syukri bin syahab setiap menjelang zulhijjah dan hari ini, ba'da maghrib, 29 agustus 2016, 27 Zulqa'dah 1437H, Masjid Darul Muttaqin, kuto


Rosulullah :
Puasa di tgl 1-9 zulhijjah sama seperti puasa 1 thn.
Amal ibadah tgl 1 - 10 dilipatgandakan 700x lipat.

Dari anas bin malik, di dapat dari rosul : puasa satu hari sama spt puasa 1.000 hari (krg lbh 3thn) dan utk hari arofah spt 10.000 hari.

Puasa hari arafah (9zulhijjah) ganjarannya diampuni dosa satu tahun yg lalu dan satu tahun yg akan datang.

Selasa, 30 Maret 2010

Denyut Jantung Normal

Berapa Jumlah Denyut Jantung Normal?

Vera Farah Bararah

Jantung adalah organ vital dan merupakan pertahanan terakhir untuk hidup selain otak. Denyut yang ada di jantung ini tidak bisa dikendalikan oleh manusia. Berapa sebenarnya jumlah rata-rata denyut jantung yang normal?

Denyut jantung biasanya mengacu pada jumlah waktu yang dibutuhkan oleh detak jantung per satuan waktu, secara umum direpresentasikan sebagai bpm (beats per minute).

Denyut jantung yang optimal untuk setiap individu berbeda-beda tergantung pada kapan waktu mengukur detak jantung tersebut (saat istirahat atau setelah berolahraga). Variasi dalam detak jantung sesuai dengan jumlah oksigen yang diperlukan oleh tubuh saat itu.

Detak jantung atau juga dikenal dengan denyut nadi adalah tanda penting dalam bidang medis yang bermanfaat untuk mengevaluasi dengan cepat kesehatan atau mengetahui kebugaran seseorang secara umum.

"Pada orang dewasa yang sehat, saat sedang istirahat maka denyut jantung yang normal adalah sekitar 60-100 denyut per menit (bpm). Jika didapatkan denyut jantung yang lebih rendah saat sedang istirahat, pada umumnya menunjukkan fungsi jantung yang lebih efisien dan lebih baik kebugaran kardiovaskularnya," ujar Edward R. Laskowski, M.D, seorang physical medicine and rehabilitation specialist, seperti dikutip dari Mayo Clinic, Senin (29/3/2010)

Laskowski menambahkan ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi jumlah denyut jantung seseorang, yaitu aktivitas fisik atau tingkat kebugaran seseorang, suhu udara disekitar, posisi tubuh (berbaring atau berdiri), tingkat emosi, ukuran tubuh serta obat yang sedang dikonsumsi.

Setiap orang bisa mengukur denyut jantungnya sendiri tanpa perlu menggunakan stetoskop. Untuk mengukur denyut jantung di rumah bisa dengan cara memeriksa denyut nadi. Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah pada pergelangan tangan atau tiga jari pada sisi leher. Saat merasakan denyut nadi, lihatlah jam untuk mneghitung jumlah denyut selama 15 detik. Hasil yang didapatkan di kalikan empat, maka didapatkan jumlah denyut jantung Anda per menit.

"Meskipun jumlah denyut bervariasi, tapi denyut yang terlalu tinggi atau rendah dapat menunjukkan adanya masalah yang mendasar. Konsultasikan ke dokter jika denyut Anda secara konsisten di atas 100 bpm (tachycardia) atau di bawah 60 bpm (Bradycardia), terutama jika disertai gejala lain seperti pusing, sesak napas atau sering pingsan," ungkapnya.

Denyut jantung seseorang juga dipengaruhi oleh usia dan aktivitasnya. Olahraga atau aktivitas fisik dapat meningkatkan jumlah denyut jantung, namun jika jumlahnya terlalu berlebihan atau di luar batas sehat dapat menimbulkan bahaya.

Untuk mendapatkan nilai denyut jantung maksimal dilakukan dengan cara mengurangi angka 220 dengan usia. Misal usianya 40 tahun, maka jumlah maksimalnya adalah 180 bpm.

Dengan melakukan tes sederhana tersebut, seseorang bisa mengetahui apakah denyut jantunya normal atau tidak. Hal ini juga berguna sebagai diagnosis awal ada atau tidaknya gangguan kardiovaskuler.

Senin, 15 Maret 2010

Pengajian Habib Riziq Shihab di Palembang

Resume Pengajian Habib Riziq Sihab (Ketua FPI)
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW


Masjid Agung Palembang
12 Maret 2010
Ba’da Isyak

Tema : Perbedaan Agama dan Penistaan Agama

Rosulullah tidak pernah memaksakan ajaran islam kepada siapapun. Beliau tetap hidup bersanding dengan umat yang berbeda kayakinan. Beliau tetap bertransaksi melakukan jual beli, perdagangan dengan umat lain. Beliau menghormati upacara keagamaan lain, beliau menjaga keamanan bersama umat lain, beliau berbuat baik kepada umat lain, membantu, bersosialisai dengan baik, bahkan beliau pernah menggadaikan baju perangnya dengan orang yahudi. Tapi dalam ibadah kita tidak boleh mengikuti mereka, tapi kita boleh menjaga keamanan ketika umat agama lain melakukan upacara agama mereka, jangan sampai ada yang membuat kekacauan.

Penistaan agama ada dua :
1. Penistaan Eksternal, yaitu penistaan yang dilakukan oleh agama lain.

Ketika zaman rosulullah, rosulullah pernah membuat perjanjian dengan orang-orang di luar islam, yaitu perjanjian antara kaum muhajirin dan anshor dengan yahudi tentang kebebasan beragama dan lainnya, dinamakan perjanjian/piagam madinah. Kedua belah pihak tidak boleh mengganggu, menghina, menistakan umat yang berbeda agama. Dan masih banyak lagi poin-poin perjanjian lainnya.

Umat muslim dan umat lain tetap melakukan transaksi perdagangan satu sama lain. Singkat cerita, ada seorang wanita muslim berbelanja di pasar salah satu anak suku yahudi (…maaf saya lupa nama anak suku tersebut). Kemudian ia beristirahat di depan salah satu toko yahudi. Wanita ini adalah seorang muslimah yang berjilbab. Lalu yahudi pemilik toko mempunyai niat untuk usil dengan wanita ini. Ia menyangkutkan/mengikat jilbab panjang wanita ini sehingga jika wanita ini berdiri maka lepas lah jilbabnya. Singkat cerita wanita ini pun berdiri dan terlepaslah jilbab yang menutup auratnya, malu dengan keadaan ini maka wanita ini pun marah, teriak lantang terhadap pemilik toko sehingga semua yang ada di pasar beralih perhatian kepada mereka. Tidak ada orang lain di tempat kejadian ini selain wanita ini dan pemilik toko (…sudah pasti yang melakukan ini pemilik toko). Kemudian semua orang di pasar menertawakan wanita ini. Mereka mempermalukannya. Lalu lewatlah seorang pemuda islam di pasar tersebut, ia melihat kerumanan orang lalu ia mendekati, ia sapa wanita tersebut dan bertanya tentang apa yang terjadi. Maka pemuda itu langsung marah dan menebas leher yahudi pemilik toko tersebut. Melihat kejadian ini orang-orang yahudi langsung menyerang pemuda itu sehingga itu mati dengan bersimbah darah. Lalu sampailah cerita ini kepada Rosulullah, tapi rosulullah menanggapi nya dengan santun tanpa emosi, ditanya nya dengan detil kejadian ini, dengan beberapa pertanyaan, hingga Rosululullah mengaetahui akar permaslahannya. Lalu sahabat bertanya bagaimana sikap Rosulullah terhadap kejadian ini. Dan rosulullah pun masuk, kemudian ia keluar dengan mengenakan baju perang. Maka berangkatlah para sahabat membumi hanguskan pasar tersebut. Yahudi telah menghianati Perjanjian Madinah.

Dari cerita ini rosulullan bertindak tegas terhadap penistaan agama. Yahudi telah menghina islam. Jilbab adalahh simbol wanita muslimah, ciri wanita muslimah, dan yahudi telah menistakan syari’at islam, menghina islam, maka harus ditindak tegas.

Kesimpulan : Rosulullah tegas terhad penistaan agama.

Pertanyaan : bagaimana dengan keadaan sekarang, umat islam yang dibantai, dibunuh, anak kecil dibunuh, wanita muslimah diperkosa oleh tentara-tentara salibis zionis ?

2. Penistaan Internal, adalah penistaan yang dilakukan oleh umat di dalam agama itu sendiri.

Pada tahun 9 hijriyah, ada sekelompok kabilah yang datang kepada rosulullah, mereka mengucap dua kalimat syahadat dihadapan rosulullah berjanji melaksanaka ajaran islam. Setelah itu mereka pulang ke kampung halaman mereka. Di kelompok tersebut terdapat seorang yang bernama MUSAILAMAH. Pada tahun 11 Hijriyah, Musailamah mendelarasikan dirinya sebagai Nabi dan Rosul, Ia sudah mempunyai pengikut (kalau tidak salah 40 ribu orang) . Ia mengutus dua orangnya untuk menghadap rosulullah agar ada pembagian tugas kerosulan antara dia dan Rosulullah, di masing-masing daerah mereka. Sungguh perbuatan yang kurang ajar.

Kemudian Rosul berkata : “aku tidak ingin mendengar pesan musailamah, aku ingin mendengar pendapat kalian tentang aku dan musailamah”.

Kedua utusan berkata : “ Kami meyakini engkau adalah Rosul ya Rosulullah dan kami juga meyakini Musailamah juga Rosul dan Nabi”

Ada umar bersama rosulullah : “ Biar kupenggal kepala kedua orang ini ya rosulullah”

Rosul berkata : “Jangan, Umar. Andai saja tidak ada peraturan tentang utusan, (utusan tidak boleh dibunuh) maka sudah ku bunuh kalian berdua. Pulanglah kalian”

Kemudian rosulullah mengutus orang ke kampung musailamah untuk menasihati umat disana agar kembali ke jalan yang benar. Namun usaha tersebut sia-sia. Rosulullah sudah siap untuk menyerang Musailamah dan pengikutnya. Namun belum sempat untuk memerangi mereka, rosulullah telah wafat. Yang kemudian diteruskan oleh Abu Bakar AsSidiq. Abu Bakar pun menyiapkan pasukan besar (kalau tidak salah pasukan tersebut dipimpin oleh Khalid bin Walid) untuk menyerang mereka. Dengan jarak yang sangat jauh (maaf saya lupa jaraknya), melewati padang gurun, dengan kelelahan, perbekalan yang secukupnya, mereka tetap semangat demi menegakkan Islam yang benar. Kemenangan pun di raih umat musllim.

Ada cerita lain, bahwa pada 10 hijriyah ada seorang yang menghina rosulullah dan kepalanya dipenggal oleh sahabat sesaat setelah dia menghina rosul. Abu Bakar berpendapat tentang kejadian itu dan berkata “Seandainya aku yang ada bersama dihadapan orang tersebut maka aku yang memenggal kepalanya”.


Rosul sangat tegas terhadap penistaan agama oleh umat di dalam agama itu sendiri.

Pertanyaan : bagaimana dengan keadaan sekarang, yang telah banyak mengaku rosul ? menghina rosul ? mengolok-olok rosul ?

Kesimpulan Utama :
Indonesia adalah negara hukum, mempunyai undang-undang, salah satu nya adalah undang-undang penisataan agama. Kita mempunyai aparat penegak hukum, jika ada kejadian penistaan terhadap islam, tangkap pelakunya, serahkan kepada aparat (karena mereka adalah Umaro’) biar mereka yang memproses hukumnya. Tapi bagaimana jika Undang-undang tersebut dicabut ? sedangkan rosul tegas sekali tentang hal ini.

13 Maret 2010
Simpang Dogan, SAKO
Ba’da Isyak
Saya tidak bisa mengahdiri majelis ini.

14 Maret 2010
Masjid Darul Muttaqien, Kuto
Ba’da Isyak

Tema : Dakwah, Amar ma’ruf nahi munkar, Jihad

Semasa hidupnya rosulullah mampu menjalankan 3 hal di atas, secara sempurna. Sungguh ia adalah insan kamil (manusia sempurna). Mungkin kita sulit, bahkan mungkin tidak bisa untuk menjalankan semua itu.
Sekarang kita lihat bagaimana cara rosulullah melaksanakan 3 hal di atas.

1. Dakwah
Dakwah artinya mengajak, dakwah harus dilakukan dengan lembut, santun, sopan, memberi contoh. Dalam berdakwah Rosul tidak pernah memaksa manusia untuk masuk islam, tidak pernah memaksakan ajaran. Tapi dia memberi contoh, bersikap lemah lembut, santun, menghormati orang lain dalam mengajar. Jika sahabat berkumpul bersama rosul, kata-kata rosul begitu lembut, jika rosul bercerita tentang surga, para sahabat tergugah hatinya untuk cepat-cepat masuk ke dalam surga. Jika rosul bercerita tentang neraka, para sahabat gemetar mendengarnya. Rosul adalah pendakwah yang paling santun dan lembut.

2. Amar ma’ruf nahi munkar
Rosul berkata, Jika kalian melihat suatu kemaksiatan, maka ubahlah dengan tanganmu, dan jika tidak mampu ubahlah dengan mulutmu, dan jika tidak mampu bencilah dalam hatimu, itulah selemah-lemah iman. Ketiga hal tersebut diatas bukanlah pilihan tetapi urutan. Jadi kita tidak boleh memilih salah satu, tapi laksanakan dengan urutannya.

Dengan tangan kita bisa memukul, menulis surat ke gubernur atau pimpinan lain, dengan tangan juga kita bisa menunjuk. Dengan mulut kita bisa menasihati, memerintah, melapor. Dalam mengartikan sesuatu terdapat dua pendekatan makna, makna hakiki dan makna majasi. Kita boleh menggunakan makna majasi namun makna hakiki tidak boleh dilepaskan. Apa fungsi tangan sebenarnya? Mana yang maknaya hakiki. Apa fungsi mulut ? mana makna hakiki nya?

Ada sebuah cerita pada zaman rosul. Ada sekelompok orang mengahadap rosulullah untuk meminta izin untuk membangun masjid di kampung mereka.

Mereka berkata :” ya Rosul, kami memohon izin kepadamu bahwa kami akan membangun sebuah masjid di kampung daerah kami.”
(nama masjidnya disebut oleh habib riziq, tapi saya lupa, kalau tidak salah nama masjid ini ada di dalam alquran)

Rosul berkata : “ Di dekat kampung kalian ada sebuah masjid, kenapa tidak sholat di situ saja ?”

Mereka berkata :” Ya Rosulullah, orang-orang di kampung kami ini adalah pekerja keras, petani, kerja kami begitu keras, dengan adanya masjid tersebut kami tidak perlu sholat di masjid yang jauh”.

Lalu rosulpun mengizinkan mereka untuk membangun masjid tersebut.

Mereka berkata :”Ya Rosul, jika masjid kami selesai nanti, kami mohon kepadamu untuk dapat sholat di masjid kami, walaupun sekali saja”.

Rosul Menjawab :”Kami sedang ada urusan di tabuk (kalau tidak salah perang tabuk). Jika urusan kami sudah selesai, insyaallah kami akan sholat di masjid kalian”.

Singkat cerita, rosul selesai berperang. Terdengarlah cerita bahwa masjid itu telah disalahgunakan, mereka bermalas-malasan, mereka membicarakan sahabat di dalam masjid, memecah umat islam di dalam masjid. Maka rosulpun segera mengajak para sahabat untuk membumi hanguskan masjid tersebut.

Ada juga sebuah cerita tentang penistaan, kemunkaran, dan rosul hanya memberi pengumuman kepada penduduk setempat untuk membunuh pelakunya, maka ada seorang, kalau tidak salah namanya AL FARISI (lupa-lupa inget nih…hehe) langsung memenggal kepalanya.

Pertanyaan : masjid adalah tempat sholat, tempat zikir, dibumi hanguskan oleh rosul, bagaiamana dengan pabrik minuman keras, tempat pelacuran, perjudian, sarang narkoba yang sekarang ?


3. Jihad
Jihad adalah berjuang dengan keras, bahkan tumpah darah. Rosul selalu memimpin dalam setiap perangnya, bahkan ia pernah terluka, terjatuh, dan hampir terbunuh, semua anak panah, tombak dan pedang sudah terarah kepadanya, namun ada beberapa sahabat yang memeluk tubuh rosul, menjadikan tubuh mereka tameng bagi tubuh suci Rosulullah SAW.

Kesimpulan Utama :
Zaman ini jarang kita menemui orang seperti Rosul, mampu melaksanakan ketiganya dengan baik. Namun demikian, mari kita laksanakan yang mampu kita lakukan, jika kita mampu berdakwah dan tidak bisa yang keduanya maka berdakwah dengan cara rosul dengan tidak menyimpang dari syariat. Jika kita mampu Amar ma’ruf nahi munkar, dan tidak bisa kedua lainnya, maka ber-amar ma’ruf nahi munkar lah dengan baik, sesuai syariat islam. Begitu juga dengan yang terkahir. Jadi bagi masing-masing yang mempunyai kemampuan itu, mari bekerjasama, jangan saling menjatuhkan, yang lembut dakwah jangan menjatuhkan yang berjihad, jangan berkata rosul tidak begitu. Mari saling mengisi dan kerjasama.



Tiga paham yang berbahaya :

1. Sekuleriisme
2. Pluralisme
3. Liberalisme

1. Sekulerisme : Paham, aliran yang memisahkan antara agama dan negara
Dalam kenegaraan tidak boleh memasukkan unsur agama.

2. Pluralisme : Paham, aliran yang menganut bahwa semua agama adalah sama benar.
Ada seorang tokoh berkata : ajaran setiap agama sama, Tuhannya sama, bahkan dia berkata Nabi Muhammad, Bunda Maria, Ghandi, Budha sedang duduk bersama di dalam surga.

3. Liberalisme : Paham, aliran yang menganut kebebasan.

Ada rencana besar yang disusun salibis zionis yang akan menerbitkan terjemah Al-Quran yang berdasar logika manusia. Semua terjemahan yang tidak diterima akal manusia akan dihapus.

Kemudian ada peraturan yang sudah masuk ke PBB dan juga telah masuk ke RS di Jakarta yang isinya bahwa anak perempuan dianjurkan untuk tidak dikhitan, dan ini sudah terjadi di jakarta. Jika anak perempuan dikhitan berarti telah melanggan HAM.

Kemudian ada pendapat dari seorang cerdik pandai dimana caranya begitu halus, ia memuji syariat islam, hukum-hukum dan aturan di islam itu begitu indah katanya, tapi sebelum menerapkan itu ada baiknya untuk merapikan dulu masyarakat baru bisa menerapkan itu.

Sekarang mari kita bandingkan dengan kejadian pada masa Rosululllah. Umar bin Khotob sebelum masuk islam adalah seorang penjahat, perusak, bahkan ia pernah mengubur hidup-hidup anak perempuannya. Namaun setelah ia masuk islam akhlaknya baik, semua perbuatannya baik. Sekarang bisa kita tarik kesimpulan apakah islam baik karena Umar atau Umar menjadi baik karena islam ? Sudah pasti Umar menjadi baik karena islam dan bukan sebaliknya. Jadi terapkanlah aturan islam, tidak harus menunggu umat menjadi baik. Umat menjadi baik jika aturan islam ditegakkan.






HIKAYAT KEBO

Di sebuah kandang ada seekor kebo yang baru dilahirkan oleh ibunya, ia sedang menyusu dengan ibunya. Tiba-tiba terdengar suara, “Allahu akbar Allahu akbar” dan terkejutlah anak kebo tadi, dan ia bertanya kepada ibunya, “Apa itu bu?”, “Itu suara azan” kata ibunya. “Ohh azan, apa azan itu bu”, ibunnya menjawab “Azan adalah panggilan untuk sholat bagi manusia”. Lalu si bayi kembali menyusu. Bayi itu terkejut lagi, ia melihat seorang laki-laki dengan kain dan peci pergi bergegas. Lalu terkejut lagi karena ada seorang wanita memakai mukena dan membawa sajadah pergi ke arah yang sama, lalu ia terkejut lagi karena ada sekelmpok anak kecil berlari-lari memaki peci dan sarung pergi ke arah yang sama. Lalu si bayi bertanya, “Siapa mereka bu ? mau kemana mereka bu?” lalu ibunya menjawab, “Mereka adalah manusia, mereka pergi ke masjid”
Lalu si bayi bertanya lagi, “ Apa masjid itu bu ?”, “Masjid adalah tempat menegakkan sholat berjamaah” lalu si Bayi meneruskan menyusunya. Tak lama kemudian ia terkejut lagi, ia mendengar suara “Allahu akbar, allahu akbar, asyhaduala ilahailallah…”, “apa itu bu ?” tanya si bayi. Lalu ibunya menjawab, “Itu Iqomat”, “Apa iqomat itu bu?”, tanyanya lagi, “Iqomat berarti sholat akan segera ditegakkan” Si Bayi bertanya lagi, “Kenapa kita tidak sholat bu?”, Ibunya menjawab, “Kita kan kebo”, “Oh iya ya”, jawab si Bayi.

Kamis, 26 November 2009

7 Mentalitas Profesional

7 Mentalitas Profesional
Oleh: Jansen H. Sinamo

Kini adalah zaman profesional. Abad 21 dicirikan oleh globalisasi yang serba kompetitif dengan perubahan yang terus menggesa. Tidak terbayangkan lagi ada organisasi yang bisa bertahan tanpa profesionalisme. Bukan sekadar profesionalisme biasa tetapi profesionalisme kelas tinggi, world-class professionalism, yang memampukan kita sejajar dan bermitra dengan orang-orang dan organisasi-organisasi terbaik dari seluruh dunia.

Kaum profesional dari pelbagai disiplin kerja sekarang sudah merambah ke seluruh dunia. Bagi mereka batas-batas negara tidak lagi relevan. Wawasan mereka sudah kosmopolitan. Mereka adalah warga dunia yang bisa memberikan kontribusi mereka di mana saja di muka Bumi. Mereka bisa bekerja di mana saja di planet ini.

Bangsa kita jelas memerlukan sekelompok besar kaum profesional untuk mengisi pembangunan masyarakat di segala bidang. Jika tidak mampu, maka kita terpaksa harus mengimpor mereka dengan harga yang sangat mahal.

Sesungguhnya, Indonesia berpotensi pula mengekspor tenaga-tenaga kerja profesional dalam pelbagai kelas ke mancanegara: perminyakan, pertambangan, kehutanan, sastra, seni, dan lain-lain.

Untuk dua hal di atas diperlukan usaha besar: membangun mentalitas profesional.

1. Mentalitas Mutu
Seorang profesional menampilkan kinerja terbaik yang mungkin. Dengan sengaja dia tidak akan menampilkan the second best (kurang dari terbaik) karena tahu tindakan itu sesungguhnya adalah bunuh diri profesi. Seorang profesional mengusahakan dirinya selalu berada di ujung terbaik (cutting edge) bidang keahliannya. Dia melakukannya karena hakikat profesi itu memang ingin mencapai suatu kesempurnaan nyata, menembus batas-batas ketidakmungkinan praktis, untuk memuaskan dahaga manusia akan ideal mutu: kekuatan, keindahan, keadilan, kebaikan, kebergunaan.

Jelas, profesionalisme tidak identik dengan pendidikan tinggi. Yang utama adalah sikap dasar atau mentalitas. Maka seorang pengukir batu di pelosok Bali misalnya, meskipun tidak lulus SMP, namun sanggup mengukir dengan segenap hati sampai dihasilkan suatu karya ukir terhalus dan terbaik, sebenarnya adalah seorang profesional. Seorang guru SD di udik Papua yang mengajar dengan segenap dedikasi demi kecerdasan murid-muridnya adalah seorang profesional.

Di fihak lain, seorang dokter yang menangani pasiennya dengan tergesa-gesa karena mengejar kuota pasien bukanlah profesional. Demikian pula seorang profesor yang mengajar asal-asalan, meneliti asal jadi, membina mahasiswa terlalu banyak sampai mengorbankan kualitas, bukanlah profesional. Atau, seorang insinyur yang dengan sengaja mengurangi takaran bahan bangunannya demi laba yang lebih besar bukanlah profesional.

Jadi mentalitas pertama seorang profesional adalah standar kerjanya yang tinggi yang diorientasikan pada ideal kesempurnaan mutu.

2. Mentalitas Altruistik
Seorang profesional selalu dimotivasi oleh keinginan mulia berbuat baik. Istilah baik di sini berarti berguna bagi masyarakat. Aspek ini melengkapi pengertian baik dalam mentalitas pertama, yaitu mutu. Baik dalam mentalitas kedua ini berarti goodness yang dipersembahkan bagi kemaslahatan masyarakat. Profesi seperti guru, dokter, atau advokat memang jelas sangat bermanfaat bagi masyarakat. Demikian pula pialang saham, computer programmer, atau konsultan investasi. Taat asas dengan pengertian ini, tidak mungkin ada pencuri profesional atau pembunuh profesional. Mungkin saja teknik mencurinya atau metoda membunuhnya memang canggih dan hebat, tetapi menggelari mereka sebagai kaum profesional adalah sebuah kerancuan istilah.

Mutu kerja seorang profesional tinggi secara teknis, tetapi nilai kerja itu sendiri diabdikan demi kebaikan masyarakat yang didorong oleh kebaikan hati, bahkan dengan kesediaan berkorban. Inilah altruisme.

Di fihak lain, paradoksnya, karena kualitas kerjanya tinggi, berbasiskan kompetensi teknis yang tinggi, maka masyarakat menghargai jasa kaum profesional ini dengan tinggi pula. Artinya, imbalan kerja bagi kaum profesional umumnya selalu mahal. Permintaan atas jasa mereka selalu lebih tinggi dari ketersediaannya. Itulah yang mengakibatkan imbalan kerja kaum profesional menjadi tinggi. Oleh karena itu pula, status sosial kaum profesional dari segi moneter umumnya berada di lapisan tengah ke atas. Ini bukan karena kaum profesional menuntut untuk didudukkan di kelas tersebut, tetapi sebagai akibat logis dari eksistensi profesionalnya.

Maka ciri kedua profesionalisme ialah hadirnya motif altruistik dalam sikap dan falsafah kerjanya.

3. Mentalitas Melayani
Kaum profesional tidak bekerja untuk kepuasan diri sendiri saja tanpa peduli pada sekitarnya. Kaum profesional tidak melakukan onani profesi. Sebaliknya, kepuasannya muncul karena konstituen, pelanggan, atau pemakai jasa profesionalnya telah terpuaskan lebih dahulu via interaksi kerja.

Kaum profesional lahir karena kebutuhan masyarakat pelanggan. Sorang maestro seni lukis sekelas Michelangelo saja pun tetap punya pelanggan, yakni Sri Paus, sang penguasa Vatikan, yang keinginannya harus dipuaskan.

Seorang profesional bahkan dengan tegas mematok nilai moneter atas jasa profesionalnya. Dengan ketegasan ini berarti sang profesional berani berdiri di mahkamah tawar-menawar rasional dengan para pelanggannya. Maka seorang profesional harus bisa melayani pelanggannya sebaik-baiknya. Dan sang profesional diharapkan melakukannya secara konsisten dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati sebagai apreasiasi atas kesetiaan pelanggannya di sepanjang karir profesionalnya.

Maka ciri ketiga seorang pekerja profesional adalah sikap melayani secara tulus dan rendah hati kepada pelanggannya dan nilai-nilai utama profesinya.

4. Mentalitas Pembelajar
Di bidang olahraga, seorang pemain profesional, sebelum terjun penuh waktu, terlebih dahulu menerima pendidikan dan pelatihan yang mendalam. Dan di sepanjang karirnya ia terus-menerus mengenyam latihan-latihan tiada henti.

Begitu juga di bidang lain, seorang pekerja profesional adalah dia yang telah mendapat pendidikan dan pelatihan khusus di bidang profesinya. Bahkan untuk profesi-profesi yang sudah mapan, sebelum seseorang diberi hak menyandang status profesional, dia harus menempuh serangkaian ujian. Bila lulus barulah dia mendapatkan sertifikasi profesional dari asosiasi profesinya.

Kompetensi tinggi tidak mungkin dicapai tanpa disiplin belajar yang tinggi dan berkesinambungan. Dan karena tuntutan masyarakat semakin lama semakin tinggi, tak pelak lagi, belajar dan berlatih seumur hidup harus menjadi budaya kaum profesional. Tanpa itu maka sajian nilai sang pekerja profesional semakin lama semakin tidak relevan. Bahkan bisa tak bersentuhan dengan realitas sekitarnya. Pada saat itulah seorang pekerja gagal menjadi profesional.

Jadi ciri keempat pekerja profesional adalah hati pembelajar yang menjadikannya terus bertumbuh dan mempertajam kompetensinya kerjanya.

5. Mentalitas Pengabdian
Seorang pekerja profesional memilih dengan sadar satu bidang kerja yang akan ditekuninya sebagai profesi. Pilihannya ini biasanya terkait erat dengan ketertarikannya pada bidang itu, bahkan ada semacam rasa keterpanggilan untuk mengabdi di bidang tersebut. Mula-mula, pilihan itu dipengaruhi oleh bakat dan kemampuannya yang digunakannya sebagai kalkulasi peluang suksesnya di sana. Tetapi kemudian berkembang sebuah hubungan cinta antara sang pekerja dengan pekerjaannya.

Hubungan ini mirip dengan hubungan jejaka-gadis yang jatuh cinta. Semakin mereka mengenal, rasa cinta makin kental, dan akhirnya mengokohkan hubungan itu secara marital. Demikian juga seorang profesional, semakin ia menekuni profesinya semakin timbul rasa cinta. Dan bila hatinya sudah mantap betul maka ia memutuskan untuk hanya menekuni bidang itu sampai tuntas dan menyatu padu dalam sebuah ikatan cinta yang kekal. Demikianlah, seorang profesional mengabdi sepenuh cinta pada profesi yang dipilihnya.

Jadi ciri kelima seorang profesional sejati adalah terjalinnya dedikasi penuh cinta dengan bidang profesi yang dipilihnya.

6. Mentalitas Kreatif
Seorang olahragawan profesional menguasai sepenuhnya seni bermain. Baginya permainan tidak melulu soal teknis, tetapi juga seni. Ia beranjak dari seorang jago menjadi seorang maestro seperti Rudy Hartono di bulutangkis, Pele di sepakbola, atau Muhammad Ali di tinju. Sedangkan pemain amatir, tidak pernah sampai ke jenjang seni; asal menguasai teknik-teknik dasar maka memadailah untuk ikut pertandingan-pertandingan.

Seorang pekerja profesional, sesudah menguasai kompetensi teknis di bidangnya, berkembang terus ke tahap seni. Dia akan menemukan unsur seni dalam pekerjaannya. Dia akan menghayati estetika dalam profesinya. Mata hatinya terbuka lebar melihat kekayaan dan keindahan profesi yang ditekuninya. Seterusnya, perspektif, keindahan, dan kekayaan ini akan memicu kegairahan baru bagi sang profesional yang pada gilirannya memampukannya menjadi pekerja kreatif, berdaya cipta, dan inovatif.

Jadi ciri keenam seorang pekerja profesional adalah kreativitas kerja yang lahir dari penghayatannya yang artistik atas bidang profesinya.

7. Mentalitas Etis
Seorang pekerja profesional, sesudah memilih untuk "menikah" dengan profesinya, menerima semua konsekuensi pilihannya, baik manis maupun pahit. Profesi apa pun pasti terlibat menggeluti wacana moral yang relevan dengan profesi itu. Misalnya profesi hukum menggeluti moralitas di seputar keadilan, profesi kedokteran menggeluti moralitas kehidupan, profesi bisnis menggeluti moralitas keuntungan, begitu seterusnya dengan profesi lain.

Maka seorang profesional sejati tidak akan menghianati etika dan moralitas profesinya demi uang atau kekuasaan misalnya. Penghianatan profesi disebut juga sebagai pelacuran profesionalisme yakni ketidaksetiaan pada moralitas dasar kaum profesional.

Di pihak lain, jika profesinya dihargai dan dipuji orang, dia juga akan menerimanya dengan wajar. Kaum profesional bukanlah pertapa yang tidak membutuhkan uang atau kekuasaan, tetapi mereka menerimanya sebagai bentuk penghargaan masyarakat yang diabdinya dengan tulus.

Jadi ciri keenam pekerja profesional adalah kesetiaan pada kode etik profesi pilihannya.

***

Tampaklah bahwa menjadi profesional sangat berat. Tanpa motivasi akbar, dan stamina moral yang tinggi seseorang tidak mungkin menjadi profesional sejati.
Pertanyaan penting disini: darimana kah seorang profesional mendapatkan motivasinya sehingga ia dapat bertahan bahkan bertumbuh di arena profesional itu? Pasti tidak dari sekadar uang saja meskipun dunia profesional berlimpah dengan uang. Lagipula sudah diketahui bahwa motivasi uang selalu berbentuk kurva lonceng, maksudnya uang memang memotivasi orang, tetapi sesudah uang diperoleh, tingkat motivasinya akan turun kembali; mendaki ke puncak kurva lalu menurun menuju dasar kurva.

Motivasi seorang profesional selalu berasal dari ruang spiritual. Dari ruang ini dapat didulang berbagai jenis motivasi luhur seperti demi negara, demi bangsa, demi kaum papa, demi perdamaian, demi demokrasi, demi kemanusiaan, demi peradaban, dan sebagainya.

Dalam Abad 21 kini, dimana kompetisi antarmanusia, antarorganisasi, antarperusahaan, dan antarbangsa telah menjadi norma, maka profesionalisme di segala bidang menjadi tiket masuk ke stadion peradaban. Tanpa profesionalisme maka kita cuma jadi penonton. Dan sebagai penonton, kita harus selalu membayar. Juga, tidak ada calo yang menjual karcis catutan. Artinya setiap orang harus menjadi profesional. Setiap perusahaan, partai politik, atau organisasi apa pun harus menjadi profesional. Bahkan setiap negara akhirnya harus berkelakuan profesional terhadap konstituen utamanya: rakyat! Jika tidak, masyarakat akan berkata pada kita: go to hell with your filthyness.